Senin, 12 Juli 2010

Till The End of Time (part 11)

Malam pun datang, para tamu mulai berdatangan ke rumahku, tetapi aku sangat bingung, kenapa perasaanku sangat tidak enak, apakah ada sesuatu yang telah terjadi? Aku sangat ingin menelepon Joon, menanyakan keadaannya. Saat aku mau meneleponnya, ada telepon yang masuk dan itu dari Joon, spontan aku langsung mengangkatnya.

“Halo, Joon... Apa ka....”
“Maaf, apa kamu temannya Lee Hye Joon? Kami dari rumah sakit Tokyo, kami mau mengabarkan teman kamu mengalami kecelakaan, pesawat yang dinaikinya jatuh saat mendarat, tetapi puji syukur kepada Tuhan, dia selamat dan mengalami beberapa luka di beberapa bagian tubuhnya. Apakah kamu bisa memberitahu keluarganya?”
“A...Apa? Joon koma? Dia mengalami kecelakaan? Oh Tuhan, aku akan segera kesana. Terima kasih telah memberitahu aku.”

Air mata Hime turun begitu saja, make up yang dipakainya luntur, karena air matanya, aku tidak sadar bahwa ada yang masuk ke dalam kamar riasku. “Hime? Kenapa kamu menangis? Acara akan dimulai sebentar lagi dan ......” Rio terkejut melihat ekspresi Hime yang kosong dan terlihat sangat pucat. “Rio... Joon... Joon mengalami kecelakaan, pesawat yang dinaikinya jatuh saat mendarat... Aku... Aku ingin kesana sekarang juga...” aku mencoba untuk berdiri, tetapi tidak bisa, tenagaku drop begitu saja, Rio langsung menahanku, “Hime, aku akan membawa kamu ke Tokyo, tetapi... bagaimana dengan acara hari ini?”

“Aku akan menerima semua acara pertunangan ini, asalkan aku boleh pergi ke Tokyo malam ini juga,” Rio mengecup kening Hime dan menghapus air matanya, “Tentu, Sakura-chan. Aku pasti akan membawamu ke sana, malam ini juga. Sekarang, sebaiknya kamu merias diri kamu sendiri, dan tetap kelihatan untuk semangat.” Setelah itu, Rio keluar dan Hime langsung merias dirinya.

Acara pertunangan pun dimulai, “Bolehkah aku meminta perhatian bapak, ibu dan saudara-saudari yang hadir di sini? Acara pertunangan ini akan kami mulai sekarang,” terdengar applause yang cukup besar dari para hadirin, Rio dan Hime pun memasuki panggung acara. “Hari ini, kita akan menyaksikan acara pertunangan antara anakku, Hime Sakuranomiya dan calon menantuku, Kuroi Ryo. Baik, kita akan mulai peresmian awal ini.”

“Kuroi Ryo, apakah kamu bersedia menjadi tunangan Hime Sakuranomiya?”
“Aku bersedia menjadi tunangannya.”
Rio memegang tanganku dan tersenyum, (Oh ya, nama panggilan Ryo adalah Rio), aku membalas senyumannya.
“Hime Sakuranomiya, apakah kamu bersedia menjadi tunangan Kuroi Ryo?”
“Aku...Aku bersedia... menjadi tunangan...nya”
Aku terlihat sangat tidak yakin, hatiku berusaha untuk menerima semua ini.
“Sekarang, kalian sudah resmi sebagai tunangan malam ini, dan silahkan kalian berdua memakaikan cincin tunangan tersebut kepada pasangan anda.”
Setelah memakai cincin, Rio langsung menuntunku ke mobilnya.

“Ryo-kun! Acara masih berjalan, apakah tidak apa-apa kita meninggalkan acara begitu saja?” Aku sangat panik dan berusaha untuk melepas genggaman Rio. “Masuk ke mobil, aku sudah memesan dua tiket dan baju untuk bermalam sudah ada,” nada bicara Rio sangatlah dingin dan ada kesan bahwa dia cemburu. “Ryo-kun, sebelum itu, aku... aku tidak tahu, apa yang harus kulakukan untuk membalas semua ini, aku sangat berterima kasih kepadamu,” aku berjinjit sedikit dan mengecup pipi Ryo dan masuk ke dalam mobil.

Ryo sangat kaget saat Hime mengecup pipinya, setelah agak sadar, dia langsung tersenyum dan masuk ke dalam mobil. Di dalam perjalanan ke bandara, sama sekali tidak ada yang berbicara, mereka berdua hanyut dalam keheningan. Tak lama kemudian, pesawat mereka pun berangkat ke Tokyo.

Keesokan harinya, mereka sampai di Tokyo dan langsung menuju rumah sakit. Di sana, Hime langsung berlari memasuki kamar Joon, Rio tidak ikut masuk, dia tahu Hime ingin berdua dengan Joon.

“Joon, apakah kamu baik-baik saja?” Saat Hime masuk, Joon sudah sadar.
“Aku... Aku baik-baik saja... Darimana kamu mengetahui namaku? Apakah kita saling kenal?” Hime terlihat sangat kaget, begitu juga dengan Ryo yang tidak sengaja mendengarnya.
“Joon... Kamu sedang bercanda ya? Ini aku, Hime... Hime Sakuranomiya. Sahabatmu sejak kecil dan orang yang kamu sukai. Joon, aku mohon jangan bercanda di saat-saat seperti ini...”
“Hime...Sakuranomiya? Aku sama sekali tidak bercanda, aku sama sekali tidak mengenalmu. Urgh!... Kepalaku... sakit sekali....!”
“Joon? Joon, kamu kenapa? Ryo, cepat panggil dokter!”
“Baik, tunggu sebentar...”
“Joon, bertahanlah, dokter akan segera datang...”
“Urgh!! Aku... aku...”
Joon pingsan, sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, “JOON!!!!”
Aku berteriak histeris, dokter pun datang.

15 menit kemudian...

“Dokter, apa yang telah terjadi dengan Joon? Dia baik-baik saja kan? Kenapa dia tidak...” Ryo memotong langsung, “Sakura! Tolong, aku mohon padamu, tenang sejenak, aku paham kamu sangat takut kehilangannya, tetapi tenang!” Ryo memegang pundakku, aku pun diam. Lalu dokter tersebut menjelaskan semuanya di dalam ruangannya, “ Maaf sebelumnya, kami para tim medis, sama sekali tidak mengira bahwa Joon mengalami gegar otak ringan,” wajah dokter tersebut terlihat sangat kaku.

“Tidak apa-apa, dok. Tetapi, apakah hal ini akan berlangsung lama?” Rio bertanya.
“Tergantung dengan pasien, biasanya paling cepat 3 bulan, paling lama bisa lebih dari 1 tahun.”
“Baiklah, terima kasih, Dok. Kami permisi dulu.”
“Oh ya, satu hal, kalian tidak boleh terlalu memaksa Joon untuk mengingatnya, sebab akan berakibat fatal untuknya.”
“Kami pasti akan mengingat hal itu.”

*Maaf”.. Pembaca pasti sangat bingung kan? Kenapa Joon mendadak kecelakaan, sebenarnya aku pun bingung... Tetapi, kita lihat saja kelanjutannya, apakah Joon akan mengingat Hime secepat mungkin? Tunggu kelanjutannya ya... >.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar