Minggu, 11 Juli 2010

Till The End of Time (part 10)

Dua hari kemudian, Rio datang ke rumahku bersama dengan orang tuanya. Hari pertunanganku sudah ditetapkan, hari dimana Joon pergi ke Jepang, yaitu tanggal 7 September. Aku tidak bisa mengantarnya ke bandara, walaupun bisa, aku tidak sanggup, aku takut aku akan menangis di depannya dan tidak ingin melepaskannya. Sekarang, aku sedang mencoba beberapa dress formal untuk acara pertunanganku.

“Wah, Hime. Kamu terlihat sangat cantik dengan dress yang berwarna kuning keemasan ini, mm... kita ambil baju ini saja ya, Rio pasti suka melihat kamu dengan dress ini,” kata Ibu Rio dan setelah itu kami membayar baju tersebut dan pergi ke sebuah cafe. Sesampainya di sana, teleponku berbunyi, dari nada deringnya, telepon ini dari Joon. “Tell me goodbye, tell me goodbye...”, “Tante, maaf, aku permisi sebentar. Aku mau mengangkat telepon,” aku bergegas ke toilet wanita.

“Hime, kamu ada dimana sekarang?”
“Joon...a... aku ada di Cafe Lolli, aku sedang bersama Ibu Rio.”
“... Oh, aku sudah mendengar kabar pertunanganmu, err... Selamat ya, semoga kamu bahagia bersamanya. Maaf, aku tidak bisa hadir ke acara pertunanganmu, karena jadwal pe...”
“Karena jadwal penerbanganmu itu pesawat paling pagi kan? Tidak apa-apa, Joon. Terima kasih atas ucapan selamatmu, semoga kamu sukses dengan pekerjaanmu di Jepang. Aku akan menunggu film yang akan dikeluarkan olehmu, jangan sampai gagal loh! Kalau gagal, aku akan datang ke Jepang untuk menghajarmu!” Aku berusaha untuk tidak terlihat sedih.
“Hahaha... Baiklah, aku tidak akan gagal, aku tidak mau dihajar olehmu... Oh ya, sudah dulu ya. Lain kali aku akan meneleponmu lagi, sekali lagi, selamat atas pertunanganmu.”
“Terima kasih, Joon. Sampai jumpa di lain waktu.”

Telepon itu berakhir begitu saja, Hime tidak tahu, kalau daritadi tantenya mendengar semua pembicaraan mereka, dia terlihat sangat kaget, sebab Hime terlihat sedih saat mengakhiri pembicaraan mereka, dia pun bergegas kembali ke tempat duduknya, supaya Hime tidak curiga. Tak lama kemudian, mereka memesan minuman dan snack ringan, mereka pun mulai berbincang.

“Mm... Hime, tante mau bertanya sesuatu sama kamu, kamu harus jawab yang jujur ya,” Tante tersenyum kepadaku, aku pun menjawab, “Baik tante, aku pasti akan jawab yang jujur kepada Tante,” aku berusaha supaya tidak gugup. “Apakah kamu mencintai anak Tante?” Sesaat aku sangat ingin lari dari soal ini, tetapi aku berusaha menjawab dengan yakin, “Aku... Aku menyu... menyukai Rio sejak kecil, tante. Dia...Dia adalah orang yang aku suka sejak kecil,” akhirnya kata-kata ini bisa keluar dari mulutku, walaupun hatiku memarahiku untuk tidak jujur.

“Benarkah itu? Baguslah, Tante sangat lega mendengarnya, baiklah setelah ini kamu pulang dan istirahatlah, karena kamu harus terlihat fresh untuk acara pertunangan kalian besok,” setelah membayar, Tante mengantarku pulang ke rumah dan malam itu aku sangat ingin kembali pada waktu, Joon menyatakan perasaannya kepadaku.

Keesokan harinya di bandara internasional Korea, ‘Apakah aku harus menelepon Hime sebelum aku pergi, tetapi aku takut, aku tidak bisa melupakannya, apabila aku meneleponnya sekarang.’ Tak lama kemudian, pesawat yang akan dinaiki Joon akan berangkat sebentar lagi.

Keadaan di rumah Hime sangatlah sibuk, sebab acaranya diadakan di rumahnya. Hime sudah siap mengganti bajunya dan sudah selesai di make up, sebenarnya, aku tidak memerlukan make up lagi, sebab aku tidak suka memakai make-up, akhirnya, mereka setuju untuk memberikan warna make up yang natural. Setelah itu, aku berjalan-jalan di taman rumahku, tiba-tiba, ada yang menutup mataku.

“Rio? Apakah ini kamu?”
“Wow...! Hime-chan, kenapa kamu bisa menebak bahwa ini aku?”
“Sebab, aku tahu, sejak kecil kamu suka melakukan ini terhadapku...”
“Oh, ternyata kamu masih ingat. Hahaha... anyway, kamu cantik sekali, dan make up kamu pas dengan dirimu.”
Oh ya, aku lupa memberitahukan, Rio sudah bekerja, dia lebih tua 2 tahun daripada aku, tetapi aku tidak pernah menyukainya.
“Terima kasih atas pujianmu itu dan aku hanya berharap, acara pertunangan ini aku... aku menerimanya, karena orang tuaku. Aku rasa kamu sudah tahu itu kan?”
Aku sangat terkejut, saat melihat pandangan mata Rio terlihat sangat sedih dan terluka.
“Aku tahu semua itu, kamu sama sekali belum bisa melupakan Joon. Tetapi aku sangat berharap, kamu bisa mulai untuk mencintaiku sedikit demi sedikit dan mulai malam ini, kamu akan resmi menjadi tunanganku.”
Aku merasa ada nada yang terlihat kesal dan marah, saat dia mengatakannya kepadaku. Karena aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan, aku hanya memeluknya dan berkata....
“Maafkan aku, aku... aku akan berusaha untuk mencintaimu dan melupakan... J... Joon.”
Rio membalas pelukanku, “Arigatou, Hime-chan.”

*Wow... Aku rasa part 10 lebih panjang kali ini, aku harap kalian menyukainya.... tinggal 5 part lagi, cerita ini akan selesai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar