Selasa, 28 September 2010

Wedding Dress (Part 2)

Bab 2

Pagi ini, aku bangun lebih cepat dari biasanya, karena aku mendapatkan beberapa ide baru untuk desain terbaruku. Aku menggambar sebuah sweater cardigan yang panjang, tanpa lengan dan berwarna hitam dan tambahan kancing dari bagian leher sampai bagian lutut baju tersebut. Aksesoris yang dipakai anting-anting mutiara, kalung mutiara dan jam tangan metalik.

Selesai menggambarnya, aku kembali ke alam mimpi…

***

Hari ini, para karyawan yang senior sedang sibuk mendandani model yang akan dipotret dan pemotretan hari ini, mereka harus menampilkan sisi feminim dari seorang wanita dalam pakaian berwarna putih dan hitam… Tunggu dulu!

“Sepertinya aku pernah melihat desain itu, tapi darimana ya?...” aku bergumam tidak jelas dan tiba-tiba, “Selamat pagi, Hikaru-san. Apa kabarmu hari ini?” wajahku pastilah sangat terlihat bodoh, sebab aku terkejut melihat bosku di belakangku. “aaaa…. Se…Selamat pagi, Kei-san! Aku baik-baik saja… Oh ya, aku ingin bertanya, pakaian yang dipakai oleh model itu, si…” belum selesai aku berbicara, bosku langsung menjawab, “Kamu pasti ingin tahu, siapa yang mendesain pakaian itu kan?” Aku hanya menganggukkan kepalaku.

Bosku menghela napas dan menggeleng-geleng kepalanya tidak jelas, “Hikaru-san, itu adalah desain yang kamu buat, apakah kamu tidak ingat?” aku terdiam, karena kaget sekaligus senang, lalu… “Yay!!! Aku sangat senang!! Terima kasih yang banyak, Kei-san, karena telah memakai desainku!” Sangkin senangnya, aku tidak sadar aku telah memeluk Kei-san. “Oh… Ya… sama-sama… Tetapi, bolehkah kamu melepaskan pelukannya? Aku tidak bisa bernapas…” aku langsung melepaskan pelukan tersebut dan meminta maaf kepadanya, dan langsung pergi ke toilet.

‘Bodoh!! Kenapa aku memeluk bosku di sana?!! Pasti banyak yang melihat adegan tadi, wah!!! Aku seperti orang bodoh jadinya, ini pasti akan menjadi berita sementara di kantor ini dan mukaku sangatlah merah, karena malu,’ ini semua kata-kata yang terus berulang-ulang di pikiranku hari ini.

***

“sudah jam 6 sore, apa sebaiknya aku lembur saja hari ini? Atau aku pergi ke mall untuk melihat baju baru?” aku tidak sadar, kalau aku ngomong agak keras. “Sebaiknya kamu lembur saja hari ini, aku membutuhkan desain baru darimu lagi hari ini,” suara itu, sepertinya aku pernah dengar, saat aku menoleh ke belakang, “Kei-san?! Aku… aku minta maaf atas kejadian tadi siang, sebab ak…” Kei-san menutup mulutku, “Sstt… Aku tahu, kejadian tadi siang itu tidak disengaja dan sekarang kembali bekerja, aku menunggu desain selanjutnya di kantorku, minimal 10 buah ya,” setelah itu Kei-san balik ke ruangannya, aku pun memulai menggambar.

1 jam kemudian, aku telah menggambar 10 desain dengan 5 tema yang berbeda, dari semuanya, desain yang paling kusukai adalah kamisol, karena kesan inilah yang paling feminim dengan menaruh tali pinggang yang terbuat dari kain berwarna cokelat dan diikat menjadi pita, lalu memakai celana jeans yang pendek dan sepatu flat berwarna putih. Aksesoris yang dipakai bendo polos berwarna putih dan anting-anting dengan lambang bunga putih, rambut diikat satu.

Di ruangan Kei…

“Silahkan duduk, Hikaru-san. Sudah selesai desainnya?”

“Iya, Kei-san. Aku menggambar 5 tema yang berbeda, sebab tidak semua orang suka dengan 1 tema saja.”

“Hmm… kasih aku waktu 5 menit untuk melihat semuanya.”

~5 menit kemudian~

“Wah!! Bagus sekali!! Aku sangat terkesan dengan kerja kerasmu, aku akan memakai semua ide yang kamu buat untuk pemotretan minggu depan dan selamat berusaha, kamu harus mendesain 40 desain lagi, setelah itu kamu akan dipromosikan…” Kei-san terlihat sangat senang, “Baik, Kei-san! Aku pasti akan bekerja keras untuk mencapai target bulan ini. Kalau begitu, aku sudah boleh pulang?” Bosku hanya mengangguk dan aku pun pulang dengan wajah penuh dengan senyuman…


Jumat, 24 September 2010

Wedding Dress

Bab 1

Namaku Hikaru Youmi, umurku 20 tahun, bekerja di bidang fesyen desain di perusahaan Quasimodo. Tiap hari, para model memakai pakaian yang sangat bagus, dan itu semua membuatku iri, sebab model baju yang kudesain, belum mencapai standar yang pas di mata atasanku.

Anyway, aku orangnya sangatlah pendiam di tempat kerjaku, tetapi semua karyawan disini terus menerus menghindariku. Bukankah itu hal yang sangat aneh? Saat aku berada di toilet, aku mendengar sekilas ucapan mereka tentang aku, ternyata mereka menghindariku, karena aku melihat mereka dengan sorot mata yang agak galak.

Aku hanya tertawa kecil saja di dalam hatiku, sebab aku tahu, itu adalah kebiasaan lamaku sejak aku SMP. Aku orangnya, (sebenarnya) ramah, suka berbicara dan kelemahanku adalah aku tidak bisa mengatakan ‘tidak’ untuk membantu orang. Terkadang, aku sudah sangat capai, tetapi, aku kasihan melihat temanku yang tidak mendapatkan bantuan, alhasil, akulah yang berkerja lebih.

Aku memakai kacamata, terkadang kontak lensa yang berwarna ungu atau merah darah. Rambutku panjang sampai batas pinggangku dan agak bergelombang, berwarna cokelat tua. Karena aku seorang fesyen desain, aku selalu memakai baju yang kubuat sendiri. Aku sudah mendesain sebanyak 50 baju dan yang disukai oleh atasanku hanyalah 35 buah dan target yang harus kucapai bulan ini, adalah 100 buah desain yang unik dan menarik!

***

“Hikaru, datanglah ke ruanganku sekarang, ada yang mau aku bicarakan denganmu, segera!” perintah bosku melalui intercom. “Baik, Kei-sama, aku akan segera kesana,” aku pun bergegas ke ruangannya dan bertanya-tanya kepada diriku sendiri, apa yang mau dibicarakan oleh bosku ya?

Di ruang Kei…

“Kei-san, apa yang mau kamu bicarakan?” aku bertanya.

“Aku ingin tahu, apakah kamu telah membuat desain yang baru lagi untuk perusahaan kita hari ini?” dia bertanya.

“Mm… Aku sudah membuat desain yang baru tadi pagi, tetapi aku tidak tahu, apakah kamu suka dengan desainnya atau tidak,” aku mengeluarkan desainku kepadanya.

Okay, let me see…Hmm…”

Aku berusaha untuk tidak terlihat gugup di depannya.

10 menit kemudian…

“Aku suka dengan semua desainmu kali ini, semua terlihat bagus dan modis untuk musim tahun ini. Aku berharap, kamu bisa mempertahankan prestasi ini dan aku akan menunggu desain kamu yang selanjutnya,” Kei-san terlihat sangat puas dan senang akan hasil kerjaku.

“Baik, Kei-san. Aku akan terus berusaha untuk menghasilkan desain yang kamu mau, permisi.”

Aku keluar dari ruangannya dengan penuh aura senang, semua karyawan yang berada di sana menatapku dengan pandangan yang sangat aneh. Tetapi, saat aku membalas tatapan mereka, satu per satu langsung memalingkan mukanya dengan cepat. Aku baru ingat, mereka takut dengan tatapanku, (hehehe)…

Aku lupa mendeskripsikan pakaian seperti apa yang kupakai hari ini, aku memakai tank top berwarna coklat, dengan celana jeans berwarna biru tua, aksesoris yang kupakai, kalung panjang yang lambangnya salib, anting-anting yang lambangnya salib juga, dan rambutku kuikat setengah. Tetapi, aku tidak memakai kontak lensa hari ini, jadi pastinya kamu sudah tahu aku memakai apa.

Aku hanya berharap, semoga aku bisa secepat mungkin mencapai 100 desain baju dalam waktu dekat ini, supaya aku bisa dipromosikan.

Minggu, 12 September 2010

Walk Away

"When I saw you for the first time...
All the things that pop into my mind are wondering, who are you?
But, when I got to know you...
Everything were vanished..."

"All your words that you had promise,
was just nonsense and everything were like a joke to you...
I don't know, are you serious with your word?
Or u just want to play around with me?"

"Day by day,
you never talk to me again...
Then, I just know it...
u were not my mate..."

"So, I try to walk in my own way..
And let you go..
See you happy with the other person,
is more than enough for me..."