Kamis, 10 Maret 2011

My All is In You (Part 3)

Keesokan harinya, kepalaku masih terasa pening dan sakit, mungkin karena aku kurang tidur akhir-akhir ini. Dan sejak kapan aku ada di kamarku sendiri? Bukannya ini pakaian kerjaku yang kemarin? Siapa yang membawaku pulang?

Tiba-tiba, gambar-gambar mulai bermunculan di dalam pikiranku. Gambar seorang gadis yang sedang menangis, sebab anak laki-laki tersebut harus pindah ke kota lain. Orang tua gadis tersebut hanya berusaha untuk menenangkannya dan gambar itu pun hilang.


Wajahku terasa basah, aku memegang pipiku, ternyata aku menangis. Tetapi, apa hubungannya dengan gambar-gambar yang tadi? Kenapa sepertinya aku adalah seorang gadis tersebut? Aku sangat ingin bertemu dengan orang tuaku sekarang. Sebelum pergi ke rumah orang tuaku, aku mengganti pakaianku dengan pakaian yang agak formal.


Sepanjang perjalanan ke rumah orang tuaku, pikiranku terus menerus dipenuhi dengan gambar tersebut... Terdengar sayup-sayup suara yang memanggil namaku (?), '...Lacrimosa Rose...” Rose adalah namaku... Tetapi, siapa Lacrimosa Rose? Kenapa sepertinya aku pernah mendengarnya?


Ciiiiiiiiiiiiiiiittttt...” aku menginjak rem secara mendadak, sesaat tadi aku melihat ada orang yang sedang menyebrang. Aku harus turun, untuk melihat, apakah orang itu baik-baik saja? Pas turun dari mobil, aku mencari-cari orang tersebut, tetapi tidak terlihat satu orang pun di jalan ini. Dan kenapa jalanan ini terlihat sangat sepi? Kabut sedikit demi sedikit semakin tebal.


Why the fog is getting thicker?? Are there anyone at here? I can't see you very well!” kemudian ada bayangan lagi yang bergerak dan mengucapkan, “Irequima Lacrimosa Rose... Irequima...” Kenapa badanku bergerak sendiri, aku tidak bisa mengontrol tubuhku!


Siapa kamu? Hentikan semua ini sekarang juga!” tubuhku kembali normal dan kabut semakin tipis. “Ien no mane, Lisuto ploirasa.... Megane graisuto!” bayangan tersebut tiba-tiba menghilang dan ada sebuah kertas yang jatuh tepat di tanganku.


Isi yang ada di kertas tersebut:

Lacrimosa Rose, we have been waiting for you for 10 years. We know that your memory has not recovered yet, but there will be someone, who will lead you to us and make you remember everything. Our family can't survive without your command and lead. Your (real) parents are also missed you very much and your fiance too. We hope you'll come to us soon.

From Your Secretary,

Korosu Spear”


Apa maksud surat ini? Kenapa mereka menyebutkan orang tuaku yang asli dan tunanganku? Sejak kapan aku mempunyai tunangan?? Terdengar lagi sayup sayup suara itu, “Waeroba Manioso...” entah kenapa aku mengerti maksud dari kata-kata tersebut, mungkin artinya adalah “I'm waiting for you...” Suara orang tersebut terdengar sangat sedih, apakah dia tunanganku?

Selasa, 08 Maret 2011

My All is In You (part 2)

3 hari setelah pembicaraan itu, Reiki terlihat seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan aku... aku tidak bisa melupakan hal tersebut, pembicaraan itu terus teringat di dalam pikiranku setiap hari. Apakah aku harus... “Aduh! Rose-chan~ kalau jalan hati-hati. Lihat buku yang kubawa jatuh semua...” kata Aoi-san sambil mengutip buku yang jatuh. “Gomennasai, Aoi-san. Mari aku bantu membawakan bukumu,” lalu aku dan dia berjalan sampai ke kantornya.

Rose-chan, taruh saja bukunya di atas meja itu dan duduklah sebentar. Aku akan membuat minuman untukmu,” aku pun mengikuti sarannya. Beberapa menit kemudian, minuman pun sudah dibuat... masalahnya, atmosfer di dalam ruangan ini sangatlah tidak enak. Aku merasa aneh berada di kantornya dan lebih anehnya lagi, I saw him smirk! 0.0

Untuk menghilangkan situasi aneh tersebut, aku minum beberapa teguk... tak lama kemudian, kepalaku terasa pusing dan mataku hampir menutup. Oh God, what will happen again?!

Aoi-san, maaf... sepertinya aku harus segera pulang. Aku merasa tidak enak badan,” aku langsung berdiri, Aoi-san langsung menarikku ke dalam pelukannya. “Gommenne, Rose-chan... Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi dan maafkanlah aku...” setelah itu, aku tidak sadar lagi dan tidak tahu apa yang akan terjadi padaku nantinya.

Beberapa jam kemudian...

Aku membuka mataku perlahan-lahan, kepalaku masih terasa pusing dan dimana aku? Ruangan ini terlihat sangat mewah dan barangnya mahal-mahal. But, why am I here? And whose room is this? Should I run away? Karena aku sibuk dengan pikiranku sendiri, aku tidak sadar ada yang masuk ke ruangan ini.

Konnichiwa, Rose-sensei~...” suara itu terdengar tidak asing bagiku, aku langsung menoleh ke kiri dan melihat orang itu. “Reiki-kun? Apa yang sedang kamu lakukan disini? Dan kenapa aku bisa disini?” aku berusaha terlihat tenang, sedangkan Reiki hanya tersenyum dan berjalan semakin mendekatiku.

Aku sarankan kamu stop sampai disana dan jangan berjalan lebih dekat denganku!” aku menegaskan suaraku, walaupun aku takut setengah mati. Anehnya, kali ini Reiki menurut dan berhenti, lalu berkata, “Rose, ah... maksudku, Lacrimosa Rose... Apakah kamu sudah lupa denganku?” saat dia mengucapkan nama itu, aku tidak merasa asing dan sepertinya aku sangat mengenal dengan nama tersebut.

Reiki-ku...” tiba-tiba, Reiki langsung memelukku dan mengucapkan, “Sriekuon Lacrimosa Iorasaio...” Dan muncullah beberapa gambar di dalam pikiranku, aku melihat ada seorang gadis yang bahagia bersama dengan orang tuanya, dan ada seorang anak laki-laki di sampingnya. Mereka terlihat seperti teman dekat (?)... Gambar tersebut hilang dan aku tersadar kembali.

Rose, sekarang hanya itu yang perlu kamu lihat. Walaupun kamu tidak ingat tentang hal tersebut... aku berharap, kamu bisa ingat tentang aku nantinya,” sebelum aku bicara, dia mengucapkan kata-kata aneh lagi, “Slepora mer hustyo myopta...” aku mulai mengantuk dan tertidur pulas.

Rose-chan, maafkan aku... aku tidak bisa memberitahu tentang diriku sebenarnya sekarang. Tidurlah yang nyenyak dan kamu akan melupakan tentang kejadian tadi, kecuali gambar-gambar tersebut,” Rei mencium pipi Rose dan keluar dari kamar tersebut.

Selasa, 01 Maret 2011

My All is In You

CHAPTER 1

“A moment when we are together
Aku sangat berharap waktu di dunia ini bisa berhenti sesaat…
*Why?*
Karena aku masih ingin berada di dekatmu lebih lama…
*Is that the only reason?*
Aku ingin memilikimu untuk diriku sendiri…
Aku tidak mau, melihat kamu dimiliki oleh DIA!!
Oh Tuhan! Kenapa hal ini terjadi di dalam hidupku???”

Pagi ini, aku datang ke tempat kuliah seperti biasa, mengajar sekumpulan murid-murid yang tidak tahu aturan, tata krama dan sebagainya… “Ohayou gozaimasu, Rose-chan. Aku sangat terkejut sekaligus takjub, karena kamu masih bisa bertahan untuk mengajar disini,” kata Aoi-sama. “Oh! Ne, ohayou gozaimasu, Aoi-sama. Takjub? Aku merasa biasa-biasa saja, sebab, aku sudah biasa menghadapi murid-murid seperti ini,” aku berusaha untuk kabur secepat mungkin darinya. “Rose-chan!! Sudah berapa kali aku katakan kepadamu, jangan panggil aku dengan sebutan “sama”! Tetapi, sudahlah… see you later…” Aoi-sama pun pergi begitu saja.

Aoi adalah nama panggilan dari Aoi Yokizuki, umurnya 22 tahun, dialah guru yang paling menyebalkan dari semua guru-guru yang ada di sini. Aku juga salah seorang guru di universitas ini, jurusan yang aku ajarkan adalah Sastra Jepang, sama dengan Aoi-sama. Tetapi, aku masih lebih muda daripada Aoi-sama, aku baru berumur 20 tahun. Banyak orang yang tidak percaya, bahwa aku seorang guru. Aku pernah ditanya oleh salah seorang sekuriti mall, dia bingung mengapa aku berjalan-jalan di mall, saat jam sekolah. Ini sering terjadi, karena aku memiliki wajah awet muda… Impianku sejak kecil adalah menjadi seorang model, tetapi entah kenapa, aku mengambil jurusan sastra jepang.

D dalam kelas….

“Ohayou gozaimasu, mina-san. O genki desuka? Kyou…” suara mahasiswa dan mahasiswi disini tidak bisa diam, Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan, supaya mereka mau mendengarkan gurunya disini. “Anata wa Rose-sensei desuka?” Tanya seseorang yang belum pernah kulihat. “Hai, doushite? Err… Anata wa dare desuka?” aku bertanya kembali dengan nada bingung. “watashi wa Reiki, Ichinose Reiki desu, aku mahasiswa baru disini, mohon bantuanmu, sensei…” Tiba-tiba semua mahasiswa dan mahasiswi di kelas ini terdiam dan para mahasiswi terlihat sangat senang karena kedatangan mahasiswa baru.

“Silahkan duduk di manapun yang kamu mau, pelajaran akan segera dimulai,” Rei langsung menempati kursi terdepan dan memakai kacamatanya. “Ehem!” terdengar suara batuk dari seorang mahasiswa dan itulah yang membuatku tersadar dari alam mimpiku. “Okay, let start the lesson…Baca halaman 110 dan kerjakan pertanyaannya di halaman selanjutnya. Yang sudah selesai, langsung dikumpul, dan kalau ada yang tidak ngerti, langsung tanya saja. Dimulai dari sekarang!” baru kali ini aku melihat para muridku bekerja sangat serius, apakah mungkin karena adanya Reiki di sini? Tetapi, aku hanya berharap, semoga mereka akan tetap serius setiap hari.

Waktu terasa berjalan sangat cepat, aku merasa baru mengajar dalam 15 menit, tetapi bel sudah berbunyi. Para mahasiswa dan mahasiswi sudah keluar dari ruangan, tetapi hanya Reiki yang masih disini. “Rei-kun, kenapa kamu masih disini? Bel sudah berbunyi loh…” tanyaku kepadanya. Dia tersenyum, lalu berjalan ke arahku dan berhenti dengan jarak tidak lebih dari 5 cm dariku.

Spontan aku langsung berjalan mundur, sampai punggungku mengenai pintu ruangan. “Rei-kun! Tolong berhenti dan berdiri agak jauh dariku, apabila kamu hanya mau bicara, aku sarankan sekarang bicara!” tegasku. “Sensei, aku hanya ingin mengatakan kepadamu, aku adalah seseorang yang akan menjadi bagian dalam hidupmu. Kamu akan lebih sering melihatku nantinya, bukan hanya di dalam sekolah. Ima, matta~” Reiki langsung keluar dan meninggalkan aku seorang diri dalam kebingungan.

Oh God! What will happen to me later on? Dan apa yang dimaksud dengan omongan Reiki tadi? 0.0