Selasa, 08 Maret 2011

My All is In You (part 2)

3 hari setelah pembicaraan itu, Reiki terlihat seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan aku... aku tidak bisa melupakan hal tersebut, pembicaraan itu terus teringat di dalam pikiranku setiap hari. Apakah aku harus... “Aduh! Rose-chan~ kalau jalan hati-hati. Lihat buku yang kubawa jatuh semua...” kata Aoi-san sambil mengutip buku yang jatuh. “Gomennasai, Aoi-san. Mari aku bantu membawakan bukumu,” lalu aku dan dia berjalan sampai ke kantornya.

Rose-chan, taruh saja bukunya di atas meja itu dan duduklah sebentar. Aku akan membuat minuman untukmu,” aku pun mengikuti sarannya. Beberapa menit kemudian, minuman pun sudah dibuat... masalahnya, atmosfer di dalam ruangan ini sangatlah tidak enak. Aku merasa aneh berada di kantornya dan lebih anehnya lagi, I saw him smirk! 0.0

Untuk menghilangkan situasi aneh tersebut, aku minum beberapa teguk... tak lama kemudian, kepalaku terasa pusing dan mataku hampir menutup. Oh God, what will happen again?!

Aoi-san, maaf... sepertinya aku harus segera pulang. Aku merasa tidak enak badan,” aku langsung berdiri, Aoi-san langsung menarikku ke dalam pelukannya. “Gommenne, Rose-chan... Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi dan maafkanlah aku...” setelah itu, aku tidak sadar lagi dan tidak tahu apa yang akan terjadi padaku nantinya.

Beberapa jam kemudian...

Aku membuka mataku perlahan-lahan, kepalaku masih terasa pusing dan dimana aku? Ruangan ini terlihat sangat mewah dan barangnya mahal-mahal. But, why am I here? And whose room is this? Should I run away? Karena aku sibuk dengan pikiranku sendiri, aku tidak sadar ada yang masuk ke ruangan ini.

Konnichiwa, Rose-sensei~...” suara itu terdengar tidak asing bagiku, aku langsung menoleh ke kiri dan melihat orang itu. “Reiki-kun? Apa yang sedang kamu lakukan disini? Dan kenapa aku bisa disini?” aku berusaha terlihat tenang, sedangkan Reiki hanya tersenyum dan berjalan semakin mendekatiku.

Aku sarankan kamu stop sampai disana dan jangan berjalan lebih dekat denganku!” aku menegaskan suaraku, walaupun aku takut setengah mati. Anehnya, kali ini Reiki menurut dan berhenti, lalu berkata, “Rose, ah... maksudku, Lacrimosa Rose... Apakah kamu sudah lupa denganku?” saat dia mengucapkan nama itu, aku tidak merasa asing dan sepertinya aku sangat mengenal dengan nama tersebut.

Reiki-ku...” tiba-tiba, Reiki langsung memelukku dan mengucapkan, “Sriekuon Lacrimosa Iorasaio...” Dan muncullah beberapa gambar di dalam pikiranku, aku melihat ada seorang gadis yang bahagia bersama dengan orang tuanya, dan ada seorang anak laki-laki di sampingnya. Mereka terlihat seperti teman dekat (?)... Gambar tersebut hilang dan aku tersadar kembali.

Rose, sekarang hanya itu yang perlu kamu lihat. Walaupun kamu tidak ingat tentang hal tersebut... aku berharap, kamu bisa ingat tentang aku nantinya,” sebelum aku bicara, dia mengucapkan kata-kata aneh lagi, “Slepora mer hustyo myopta...” aku mulai mengantuk dan tertidur pulas.

Rose-chan, maafkan aku... aku tidak bisa memberitahu tentang diriku sebenarnya sekarang. Tidurlah yang nyenyak dan kamu akan melupakan tentang kejadian tadi, kecuali gambar-gambar tersebut,” Rei mencium pipi Rose dan keluar dari kamar tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar