Selasa, 01 Maret 2011

My All is In You

CHAPTER 1

“A moment when we are together
Aku sangat berharap waktu di dunia ini bisa berhenti sesaat…
*Why?*
Karena aku masih ingin berada di dekatmu lebih lama…
*Is that the only reason?*
Aku ingin memilikimu untuk diriku sendiri…
Aku tidak mau, melihat kamu dimiliki oleh DIA!!
Oh Tuhan! Kenapa hal ini terjadi di dalam hidupku???”

Pagi ini, aku datang ke tempat kuliah seperti biasa, mengajar sekumpulan murid-murid yang tidak tahu aturan, tata krama dan sebagainya… “Ohayou gozaimasu, Rose-chan. Aku sangat terkejut sekaligus takjub, karena kamu masih bisa bertahan untuk mengajar disini,” kata Aoi-sama. “Oh! Ne, ohayou gozaimasu, Aoi-sama. Takjub? Aku merasa biasa-biasa saja, sebab, aku sudah biasa menghadapi murid-murid seperti ini,” aku berusaha untuk kabur secepat mungkin darinya. “Rose-chan!! Sudah berapa kali aku katakan kepadamu, jangan panggil aku dengan sebutan “sama”! Tetapi, sudahlah… see you later…” Aoi-sama pun pergi begitu saja.

Aoi adalah nama panggilan dari Aoi Yokizuki, umurnya 22 tahun, dialah guru yang paling menyebalkan dari semua guru-guru yang ada di sini. Aku juga salah seorang guru di universitas ini, jurusan yang aku ajarkan adalah Sastra Jepang, sama dengan Aoi-sama. Tetapi, aku masih lebih muda daripada Aoi-sama, aku baru berumur 20 tahun. Banyak orang yang tidak percaya, bahwa aku seorang guru. Aku pernah ditanya oleh salah seorang sekuriti mall, dia bingung mengapa aku berjalan-jalan di mall, saat jam sekolah. Ini sering terjadi, karena aku memiliki wajah awet muda… Impianku sejak kecil adalah menjadi seorang model, tetapi entah kenapa, aku mengambil jurusan sastra jepang.

D dalam kelas….

“Ohayou gozaimasu, mina-san. O genki desuka? Kyou…” suara mahasiswa dan mahasiswi disini tidak bisa diam, Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan, supaya mereka mau mendengarkan gurunya disini. “Anata wa Rose-sensei desuka?” Tanya seseorang yang belum pernah kulihat. “Hai, doushite? Err… Anata wa dare desuka?” aku bertanya kembali dengan nada bingung. “watashi wa Reiki, Ichinose Reiki desu, aku mahasiswa baru disini, mohon bantuanmu, sensei…” Tiba-tiba semua mahasiswa dan mahasiswi di kelas ini terdiam dan para mahasiswi terlihat sangat senang karena kedatangan mahasiswa baru.

“Silahkan duduk di manapun yang kamu mau, pelajaran akan segera dimulai,” Rei langsung menempati kursi terdepan dan memakai kacamatanya. “Ehem!” terdengar suara batuk dari seorang mahasiswa dan itulah yang membuatku tersadar dari alam mimpiku. “Okay, let start the lesson…Baca halaman 110 dan kerjakan pertanyaannya di halaman selanjutnya. Yang sudah selesai, langsung dikumpul, dan kalau ada yang tidak ngerti, langsung tanya saja. Dimulai dari sekarang!” baru kali ini aku melihat para muridku bekerja sangat serius, apakah mungkin karena adanya Reiki di sini? Tetapi, aku hanya berharap, semoga mereka akan tetap serius setiap hari.

Waktu terasa berjalan sangat cepat, aku merasa baru mengajar dalam 15 menit, tetapi bel sudah berbunyi. Para mahasiswa dan mahasiswi sudah keluar dari ruangan, tetapi hanya Reiki yang masih disini. “Rei-kun, kenapa kamu masih disini? Bel sudah berbunyi loh…” tanyaku kepadanya. Dia tersenyum, lalu berjalan ke arahku dan berhenti dengan jarak tidak lebih dari 5 cm dariku.

Spontan aku langsung berjalan mundur, sampai punggungku mengenai pintu ruangan. “Rei-kun! Tolong berhenti dan berdiri agak jauh dariku, apabila kamu hanya mau bicara, aku sarankan sekarang bicara!” tegasku. “Sensei, aku hanya ingin mengatakan kepadamu, aku adalah seseorang yang akan menjadi bagian dalam hidupmu. Kamu akan lebih sering melihatku nantinya, bukan hanya di dalam sekolah. Ima, matta~” Reiki langsung keluar dan meninggalkan aku seorang diri dalam kebingungan.

Oh God! What will happen to me later on? Dan apa yang dimaksud dengan omongan Reiki tadi? 0.0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar