Senin, 31 Januari 2011

Epilogue

Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4

“Epilogue ini akan menceritakan kenapa Kei bisa suka dengan Hikaru dan semua akan ditulis berdasarkan sudut pandang Kei...”

Pada awalnya, aku bingung dengan semua yang dilakukan Hikaru sebagai calon sekretarisku, sebab dia orangnya sedikit aneh, tidak begitu bersahabat dengan staff-staff lainnya, dan aku tidak pernah melihat ada satu orang pun yang menjadi sahabatnya di kantor. Terkadang dia bekerja sampai larut malam, hanya untuk mengejar targetnya.

Beberapa kali, aku memanggilnya ke kantorku, hanya untuk melihat apakah ada perkembangan dengan desainnya atau tidak. Karena setiap hari, aku hanya fokus dengan pekerjaanku, orangtuaku mulai khawatir, mereka takut aku tidak bisa mendapatkan jodoh dan memberikan cucu untuk mereka. Sebenarnya, aku terus mengucapkan bahwa aku sudah mempunyai pacar dan itu adalah calon istriku, cumanya, aku tidak pernah mengenalkannya kepada mereka... Sebab, aku masih jomblo!!

Tiba-tiba, muncul satu ide di kepalaku, bagaimana kalau aku menyuruh Hikaru menjadi calon tunanganku, sebab dialah yang paling dekat denganku sekarang. Sewaktu aku membawanya ke rumah orang tuaku, aku sadar, bahwa konsekuensinya nanti akan berakibat fatal, kalau semuanya kebongkar.

Saat aku mengantar Hikaru pulang, dia menangis tanpa disadarinya. Di saat itulah, aku menyadari, bahwa aku tidak sanggup melihatnya menangis, hatiku terasa sakit, aku ingin membuatnya bahagia, tetap tertawa. Aku langsung memeluknya dan hanya beberapa kata yang ada di dalam pikiranku, ‘Aku telah jatuh cinta kepadanya...’

Beberapa bulan telah lewat tanpa kusadari, perasaanku kepadanya masih kupendam di dalam hatiku, sebab aku tidak ingin menhancuri hubungan yang ada sekarang dan aku sangat takut apabila dia menolakku nantinya. Orang tuaku sudah mulai curiga, mereka merasakan ada hal yang tidak beres dan langsung menemui Hikaru tanpa sepengetahuanku, untungnya Hikaru bisa menyelesaikannya dengan baik.

Aku langsung mengambil satu langkah yang paling besar dalam hidupku, aku pergi membeli cincin untuk melamarnya. Aku hampir kehabisan ide, kapan harus melamarnya, lalu aku teringat akan event yang akan dibuat oleh perusahaanku. Aku pun mengatur semua rencana tersebut dengan manager dan para staff yang akan turut serta melakukan event ini.

Datanglah hari yang kutunggu-tunggu, aku muncul di depannya, untuk menjadi pasangan modelnya, saat sampai di depan panggung, hatiku berdegup semakin kencang. Tetapi, aku sudah sampai disini, aku tidak akan menyerah. Lalu, aku memberikan aba-aba ke manager yang menunggu di sisi panggung.

Saat lampu diredupkan, aku langsung bertekuk lutut di depannya dan mengeluarkan kotak cincin tersebut. Dan saat itulah aku melamarnya, para hadirin bersorak kepada Hikaru untuk menerimaku. Aku memandang tepat pada matanya dan hanya tersenyum menunggu jawabannya.

3 menit kemudian, dia pun mengatakan jawabannya dan menerimaku. Pada saat itu, aku langsung memeluknya dan terus mengatakan terima kasih kepadanya. Tak lama setelah kejadian itu, kami pun menikah dan menjalani perusahaan ini bersama-sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar